Kabar DEBOTAS- Membiasakan diri menghargai dan menghormati setiap orang, baik lingkungan rumah tangga seperti anak, istri, atau dilingkungan kantor antara atasan dan bawahan, maupun di lingkungan masyarakat, bagi Drg. Agus, hal tersebut sudah merupakan kebiasaan yang dijalani sehari-hari.
Sikap seperti ini didapat mulai sejak Tahun 1985 ketika mengenal arti natal yang sesungguhnya. Sebelum itu, apa yang dilakukannya sering bertentangan, karena sifatnya saat itu hanya ikut-ikutan, tapi setelah mengerti arti natal dan merasa ruh Jesus telah lahir dan datang didalam dirinya, maka sifat-sifat yang bertentangan itu berubah jadi lebih baik serta selalu ada pertimbangan bila ingin melakukan yang kurang baik, misalkan saja, jika ingin menyuruh seseorang, istri bahkan pembantu sekalipun, tidak pernah ketinggalan yang namanya kata tolong, dan kata tolong inilah selalu menyertai jika ingin menyuruh seseorang. “Jadi Natal bagi kami merupakan perubahan diri menjadi baik dan yang baik menjadi lebih baik lagi,“ ungkap Drg. Agus.
Mengenai adanya tanggapan yang kurang suka dengan Kristen dan Natalnya yang selama ini terkesan dengan pesta-pesta, mabuk-mabukan dan bagi-bagi hadiah, dalam hal ini, anak kelima dari lima bersaudara ini meluruskan, sebenarnya set awal dari pada Tuhan Jesus, dia datang untuk kepada orang-orang yang berdosa, yang sudah dihancurkan oleh dosa itu. “Seperti kitalah yang tidak pernah luput dari salah dan dosa, Cuma didalamnya dia itu ada suatu pengharapan, dimana saat kita akan jatuh dalam dosa dan Tuhan tetap akan mengingatkan kepada jalannya,” jelasnya. Konsep Natal ini kita kembalikan kepada semua orang-orang yang percaya bahwa Yesus Kristus sebagai Tuhan. “Mereka itu belajar untuk mengamalkan dan bila mereka mengamalkan, maka akan bermanfaat bagi lingkungannya,” tutur Drg. Agus, anak kelima dari lima bersaudara ini. •(mg/iwenk/fais)